Alumni UR, Kreasikan Kayu Hingga Bernilai Jual Tinggi 

Alumni UR, Kreasikan Kayu Hingga Bernilai Jual Tinggi 

HARIANRIAU.CO - Lima orang pemuda Alumni Universitas Riau (UR) Pekanbaru mengkreasikan kayu hingga menjadi berbagai olahan yang bernilai ekonomis tinggi, dengan nama brand mata kayu yang terletak di jalan Ikhlas, Panam Pekanbaru.

Adapun berbagai produknya yaitu, gantungan kunci, jam duduk, rak buku, rak bunga, plakat, kado ucapan, foto yang ditempel di kayu, hadiah pernikahan, serta kreasi lainnya.

Salah seorang owner mata kayu yang menangani bidang marketing, Rahmadoni Febrian, mengatakan bahwa mata kayu sendiri berdiri sejak tahun 2018 lalu. Ia bersama lima orang kawannya melihat peluang kreasi kayu ini cukup besar di Pekanbaru.

"Kita mulai dari tahun lalu, melihat prospeknya cukup bagus dan masih jarang yang menekuni bidang ini," sebutnya, Rabu (3/7/2019).

Doni melanjutkan, awalnya diantara lima orang owner mata kayu, sudah ada satu orang yang memiliki skill di bidang pengolahan kayu sejak masa Sekolah Menengah Atas (SMA). Namun setelah lulus kuliah, Ia kembali menekuni bidang itu bersama Doni dan lainnya.

"Awalnya cuma satu orang diantara owner ini yang bisa, sudah ada pemahaman sedikit, yang lain belajar dan terus belajar, maka dibentuklah mata kayu," tambah Alumni Teknik Kimia UR angkatan 2010 ini.

Untuk harga jual produknya, menurut penuturan Doni, itu bermacam-macam tergantung tingkat kerumitan dan bahan yang digunakan. Katanya, masalah harga yang agak mahal karena kualitas kayu yang digunakan mata kayu berbeda dari kerajinan tangan kayu lainnya.

Untuk bahan kayu sendiri, tim mata kayu mendapatkannya dari perusahaan ekspor kayu yang ada di kota Pekanbaru. Kayu yang telah dikelola perusahaan dibeli kembali oleh mata kayu kemudian dikreasikan hingga banyak diminati masyarakat.

Untuk harga, mata kayu menjual dengan harga beragam, mulai dari Rp15.000 untuk gantungan kunci, ukiran nama dengan harga Rp70.000 tergantung jumlah huruf, hingga rak buku dengan harga Rp600.000.

"Semua produk tergantung kerumitannya dan kualitasnya, kalau ambil banyak bisa kuranglah, tergantung kebutuhan," tambah Doni.

Menurut Doni, peminat kreasi kayunya tergantung musim, belum ada angka pasti penghasilan yang bisa diperoleh Doni bersama temannya dalam sebulan. saat ini, bangsa pasar Doni dan tim masih terbatas pada mahasiswa.

"Kalau berapa pendapatan, itu tidak pasti. Yang jelas cukuplah untuk menutupi biaya produksi, pengeluaran lainnya dalam sebulan. Sejauh ini pasar kita masih mahasiswa, berusaha untuk masuk ke instansi-instansi lainnya" jelasnya.

Untuk pengerjaan kreasi kayu milik Doni, itu bisa mencapai tiga sampai lima hari. Sebut Doni, tergantung pesanan yang masuk, dan produk seperti apa yang hendak dipesan oleh konsumen.

"Di mata kayu, itu bisa pesan mau model apa, gambarnya bagaimana, makanya kita butuh waktu tiga sampai lima hari. Jadi kalau mau pesan, harus pesan awal dulu," terangnya.

Terang Doni, saat ini kendala yang Ia hadapi bersama yang lainnya ialah pasar yang belum pasti dan harga bahan yang lumayan mahal. Doni berharap, adanya sedikit perhatian pemerintah terkait usaha dibidang kreativitas ini, sehingga karya mata kayu bisa dihargai dan diperhitungkan.

"Kita terkendala di pemasaran, setidaknya adalah inisiatif pemerintah untuk memberikan lahan bagi pelaku usaha kreatif ini untuk memiliki pasar dari luar, jadi turis ke Pekanbaru atau pelancong bisa membeli produk kita menjadi oleh-oleh khas. Untuk informasi pemesanan bisa kirim pesan di instagramnya mata kayu," tuturnya. (MCR)

Halaman :

Berita Lainnya

Index